Kamis, 30 Oktober 2014

Jurnal Usaha Kuliner



JURNAL ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA

RUMAH MAKAN EL-SHADAI

WISATA KULINER “ WAKEKE MANADO”


NAMA KELOMPOK :
AULIA KURNIASARI                            51213499
ERNA NUR ELIHIDAYAH                     52213949
NURUL FIQIH BUDIANTI                     56213721
RIZKY ANISA                                         57213956

      KELAS                :                       2DF02




D3 MANAJEMEN KEUANGAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014



 ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan El-Shadai restoran untuk mengetahui, secara rinci profil kegiatan usaha dan jumlah keuntungan mencapai setiap bulan, itu juga dapat diketahui layak atau tidak El- Shadai Restoran usaha di kawasan wisata kuliner "Wakeke Manado" harus dipertahankan. Penelitian ini menggunakan data primer yang interview langsung ke pemilik bisnis yang berisi daftar pertanyaan, dan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait dengan penelitian ini, yang berada di kantor Kecamatan Wenang Utara. Data metode analisis adalah metode deskriptif analisis, data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel, dan kemudian digunakan analisis keuntungan bisnis, juga dilanjutkan dengan Return analisis Cost Ratio untuk menganalisis kelayakan El-Shadai bisnis restoran.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sepenuhnya bisnis restoran El-Shadai memiliki keuntungan sebesar Rp. 13.829.942 setiap bulan, dengan rasio biaya R / C 1,33. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bisnis kuliner dikategorikan menjadi layak untuk dijalankan karena nilai R / C lebih dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1 dari beban produksi yang dihabiskan oleh manajer restoran dapat memberikan kembali sebagai pendapatan Rp. 1,33. Ini berarti bahwa total pendapatan lebih besar dari beban produksi dan aktivitas bisnis kuliner ini masih memiliki keuntungan setiap bulan.


A.    Latar Belakang
Usaha kuliner atau makanan di Kota Manado sedang mengalami perkembangan yang relatif pesat. Perkembangan yang pesat ini menyebabkan semakin banyak orang tertarik untuk menjalankan usaha seperti ini. Meningkatnya jumlah usaha kuliner atau makanan akan meningkatkan tingkat persaingan diantara rumah makan, khususnya rumah makan yang menghidangkan produk kuliner yang sejenis.
Alasan rasional outlet makanan tumbuh berkembang adalah karena bisnis ini menjanjikan keuntungan yang besar. Inilah salah satu alasan dibukanya kawasan wisata kuliner “Wakeke” di Kota Manado. Kawasan ini telah berdiri selama lebih dari 30 tahun dan berhasil membuka kesempatan kerja bagi masyarakat untuk dapat berprofesi dibidang usaha kuliner. Peluang ini mendorong usaha yang berkembang untuk mengembangkan kreatifitas dan manajemen usaha yang baik untuk menghasilkan produk yang memuaskan konsumen. Kegiatan usaha ini terbukti mampu menyerap tenaga kerja yang berasal dari masyarakat lokal yang tinggal di Kelurahan Wenang Utara Kota Manado. Kegiatan usaha rumah makan di kawasan Wakeke tergolong pasar persaingan sempurna, karena tidak ada dominasi dari 1 rumah makan saja, tetapi setiap rumah makan memiliki kesempatan yang sama untuk menarik pelanggan sebanyak-banyaknya. Pengusaha rumah makan juga diberi keleluasaan untuk mengembangkan produk yang dijualnya sesuai dengan keinginan konsumen. Saat ini ada 12 rumah makan yang secara aktif berjualan dikawasan wisata kuliner “Wakeke Manado”. Semua rumah makan tersebut menghidangkan sajian utama hidangan bubur manado atau dalam bahasa lokal disebut tinutuan, yang merupakan makanan khas tradisional Kota Manado. Hasil wawancara dengan perangkat kelurahan Wenang Utara menyebutkan bahwa kegiatan usaha tersebut sudah ada sejak tahun 1980-an dan akhirnya pada tahun 2004, pemerintah Kota Manado mengukuhkan lorong Wakeke sebagai objek kawasan wisata kuliner. Rumah makan El-Shadai merupakan salah satu usaha rumah makan yang ada dikawasan wisata kuliner .”Wakeke Manado”yang telah berjalan selama lebih dari 10 tahun. Usaha rumah makan ini memiliki banyak pelanggan setia sehingga setia stabilitas usaha tetap terjaa . Rumah makan EL-Shadai termasuk golongan usaha kecil ( rumah tangga ) dimana hanya memperkerjakan pegawai tidak lebih dari 5 orang. Menu yang di sediakan hanya berfokus pada kuliner tradisional sulawesi utara,seperti tinutuan,mie cakalang , jagung rebus dan berbagai macam produk gorengan . sedangkan menu minuman yang di sediakan sangan bervariasi , seperti minuman dingin , minuman hangat,juice serta minuman botol. Pemilihan rumah makan EL-shadai sebagai lokasi penelitihan di dasar pada keberseidaan pemilik untuk memberikan data yang riel yang nantinya memudahkan penyusunan laporan penelitihan . rumah makan ini termaksuk dalam golongan usaha kecil dimana rumah makan yang lain di kawasan wakeke tergolong usaha yang sejenis sehingga hasil penelitihan kami di harapkan mampu menjadi gambaran usaha -usaha rumah makan lainnya dikawasan wisata kuliner Manado .
Dengan mengetahui besar keuntungan yang di terima setiap bulan dan kelayakan usahanya dari rumah makan El-shadai , maka di harpkan bisa menjadi contoh maupun patokan bagi pengusaha rumah makan sejenisnya di kawasan wisata kuliner di Sulawesi Utara.

B.     METODOLOGI PENELITIAN

1.      Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan mulai dari tahap persiapan hingga penyusunan laporan, yaitu sejak bulan Maret sampai bulan September 2013. Lokasi penelitian dilaksanakan di rumah makan El-Shadai di kawasan wisata kuliner “Wakake Manado” Kelurahan Wenang Utara Kota Manado.

2.      Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara langsung kepada pemilik (owner) usaha rumah makan El-Shadai dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai alat bantu dalam pengumpulan data. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait dengan penelitian ini, yaitu kantor Kelurahan Wenang Utara.

3.      Konsep Pengukuran Variabel
1.    Karakteristik Usaha :
a.    Latar belakang dan perkembangan usaha sejak berdiri selama 10 tahun.
b.    Manajemen tenaga kerja yang diterapkan, mencakup pembagian shift atau jam kerja dan  pembagian posisi kerja yang berlaku dirumah makan.
c.    Menu makanan dan minuman yang ditawarkan oleh rumah makan.
d.    Modal usaha yang dimiliki, mencakup kepemilikan peralatan makan, peralatan masak, peralatan listrik dan furniture pendukung lainnya.
2.    Jumlah porsi setiap makanan dan minuman yang disediakan.
3.    Jumlah porsi setiap makanan dan minuman yang terjual.
4.    Harga setiap porsi makanan dan minuman yang ditawarkan (Rp).
5.    Biaya produksi yang dikeluarkan pengusaha untuk menyediakan menu  makanan dan minuman yang ditawarkan, meliputi :
       a.     Biaya Tetap (Rp/ bulan) yang terdiri :
       -     Biaya Penyusutan Alat, yaitu komponen biaya yang secara tidak langsung dikeluarkan pengusaha untuk setiap tahun produksi, dalam hal ini pemakaian peralatan pendukung kegiatan usaha. Biaya penyusutan alat dihitung dengan formulasi :

Dimana : P = Biaya Penyusutan Alat (Rp/bulan)
HA = Harga Awal (Rp)
HB = Harga Akhir (Rp)
T = Umur ekonomis alat (bulan)
       -     Sewa bangunan, yaitu pengeluaran pengusaha untuk membayar pengadaan bangunan tempat usaha dijalankan.
       b.     Biaya Variabel (Rp/bulan)
       -     Bahan baku makanan dan minuman, terdiri dari bumbu dapur, bahan masakan, bahan minuman, daan air minum isi ulang
       -     Peralatan pelengkap, seperti bahan bakar (gas LPG), sabun, tissue, tusuk gigi, dan sebagainya
       -      Tagihan iuran bulanan, mencakup tagihan air dan listrik di tempat usaha dijalankan
       -     Upah tenaga kerja setiap bulan
       -      Transportasi, yaitu biaya distribusi bahan baku dari pasar ke lokasi usaha.
6.      Penerimaan, yaitu jumlah uang yang diterima pengusaha rumah makan sebelum    dipotong total biaya atau biasa disebut pendapatan kotor setiap bulan dan dinyatakan dalam rupiah (Rp), serta dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :

           TR = Q x P
           dimana : I = Keuntungan usaha/Income (Rp/bulan)
           Q = Quantity/jumlah porsi makanan dan minuman yang terjual tiap bulan
           P = Price/harga makanan dan minuman yang terjual (Rp)
7.      Keuntungan usaha, yaitu sejumlah uang yang diperoleh pengusaha rumah makan yang diperoleh sebagai laba kegiatan usaha kuliner setiap bulan (Rp), dan dapat ditentukan dengan  menggunakan rumus berikut :

           TC TRI
           dimana : I = Keuntungan usaha /Income (Rp/bulan)
           TR = Total penerimaan/Total revenue (Rp/bulan)
           TC = Total biaya/Total cost (Rp/bulan)

C. Analisis Data
            Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif. Perhitungan tingkat keuntungan dan uji kelayakan usaha dilakukan dalam jangka waktu usaha 1 bulan di bulan April 2013. Untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha rumah makan digunakan analisis keuntungan usaha. Analisis keuntungan usaha kemudian dilanjutkan dengan analisis Return of Cost Ratio untuk menganalisis kelayakan usaha rumah makan El – Shadai. Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk laporan laba rugi dari usaha rumah makan El-Shadai.
         
  
Sumber: 
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/cocos/article/viewFile/4768/4291 

Rabu, 29 Oktober 2014

Peluang Bisnis dalam Skala Kecil dan Menengah

Pada kesempatan kali ini akan mencoba berbagi tentang ulasan usaha jajanan kuliner yang pastinya mempunyai peluang bisnis yang bagus. Makanan ringan yang akan menjadi menu utama adalah Arumanis jajanan lembut nan manis dengan sejuta penikmatnya.
Arumanis atau yang juga banyak disebut dengan nama permen kapas adalah salah satu jajanan yang sudah lama popular di Indonesia. Hamper di beberapa kesempatan seperti pasar malam, pameran hingga acara ulang tahun menjadi moment khusus munculnya para penjual jajanan penuh kenangan yang satu ini.

Hal lain yang menarik dari usaha permen kapas adalah proses pembuatannya yang unik. Hanya dengan memasukkan butiran gula ke pusat mesinnya, di putar-putar, rambut-rambut gula pun keluar dari mesin dan dengan cekatan sang penjual merangkainya pada gagang permen yang telah disiapkan. Hal tersebut menjadi sajian pertunjukan yang sangat menarik, terutama bagi anak-anak.

Melihat masih populernya arumanis, tentu peluang usaha yang ditawarkan juga masih sangat menjanjikan. Dalam perkembangan usahanya pun, arumanis telah banyak mengalami modifikasi dan juga penambahan variasi untuk menarik minat para pembeli.
Seperti yang telah dilakukan oleh Arumanis Rainbow, sebuah brand usaha arumanis yang menawarkan sensasi lain bagi para penikmat jajanan permen kapas. Dengan kreatifitas, kini Arumanis Rainbow bisa berkembang dengan sangat baik dan menawarkan sebuah peluang usaha yang menarik pula tentunya. Berikut ulasan dari peluang usaha Arumanis Rainbow.

Melirik Manisnya Peluang Usaha Arumanis Rainbow

Mengenal Usaha Arumanis Rainbow

Usaha Arumanis Rainbow mulai dikembangkan pada tahun 2010 yang lalu. Pada awalnya peluang jajanan ini ditangkap oleh seorang pengusaha Bogor bernama Prana Mangun Wicaksana. Ia melihat bahwa belum terlalu banyak yang mengelola usaha arumanis dengan sangat serius bahkan dalam bentuk usaha waralaba seperti yang telah ia kembangkan sekarang.

Jika pada umumnya arumanis yang banyak dijual hanya memiliki satu rasa saja, ia mengembangkan rasa arumanis yang beraneka ragam. Setidaknya ada 4 varian rasa seperti original, bubble gum, durian, anggur, dan juga 2 rasa unik yaitu rasa awan dan daun.

Dalam hal kualitas produk, Arumanis Rainbow memberikan jaminan mutu terbaik bagi para konsumennya mulai dari bahan-bahan pembuatan arumanis hingga proses pembuatan dan alat-alat yang dijamin sehat. Sang pemilik usaha sendiri tahu bahwa anggapan yang beredar di masyarakat bahwa jajanan permen kapas membuat batuk dan kurang baik bagi kesehatan terutama untuk anak-anak. Jadi mempertahankan kualitas bahan dan pengerjaan menjadi salah satu konsen utama Arumanis Rainbow.

Peluang Usaha Arumanis Rainbow

Dari segi keuntungan, usaha yang satu ini tidak bisa dianggap enteng. Karena berdasarkan perhitungan usaha, bisnis ini nampaknya cukup menggiurkan. Bagi anda yang mungkin tertarik mendalami usaha permen kapas Arumanis Rainbow tidak perlu khawatir dan takut akan biaya modal yang besar, karena manajemen Arumanis Rainbow sendiri telah mengembangkan paket-paket kemitraan yang beragam dan dapat disesuaikan dengan dana yang anda punya.

Secara umum terdapat 5 paket kemitraan yang ditawarkan oleh Arumanis Rainbow, untuk memulai usaha Arumanis Rainbow terdapat paket kemitraan Micro yang dimulai dari modal terendah hanya 7 juta rupiah saja.

Arumanis Rainbow juga menawarkan beberapa keuntungan bagi para mitra yang ingin bergabung. Salah satunya kini mereka telah menjalin kerjasama dengan beberapa Mall seperti Hypermart. Foodmart dan Ramayana yang akan memberikan spot tempat usaha gratis bagi anda yang tertarik join dalam paket kemitraan Diamond. Selain itu, bagi anda yang membutuhkan dana permodalan untuk memulai usaha arumanis anda, Arumanis Rainbow juga memberikan fasilitas bantuan permodalan yang bekerja sama dengan Bank Syariah Mandiri.

Lokasi Usaha Arumanis Rainbow

Jik anda tertarik dan ingin mengetahui dengan lebih jelas mengenai peluang usaha Arumanis Rainbow, bisa menghubungi :

·         Pemilik      :  Prana Mangun Wicaksana
·         Kantor       :  Raffless Hills Blok N5 No.15-16, Cibubur, Jakarta Timur
·         Workshop  :  1. Jl. Terusan Raya No.10, Depok, Jawa Barat
   2. Jl. H.Mencong, Cileduk, Jakarta
   3. Jl. H.Hamid No.10, Cimanggu, Bogor, Jawa Barat
·         Telepon     :  021-37098736
·         Website     :  www.arumanisrainbow.com

Semoga info peluang bisnis ini bisa memberikan informasi positif bagi para pembaca sekalian, terlebih yang sedang mencari alternative peluang usaha yang menjanjikan.



Tantangan ataupun Masalah yang Dihadapi Dalam Menjalankan Suatu Usaha

·         Pada umunya, ada beberapa tantangan ataupun masalah yang dihadapi dalam menjalankan suatu usaha, diantaranya :
1.      Ketidakmampuan Manajemen
Dalam kebanyakan wirausahawan, kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.
2.      Kurang Pengalaman
Idealnya, wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang memadai (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi) ; kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.
3.      Lemahnya Kendali Keuangan
Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu digarisbawahi, yaitu : kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis dengan hanya “modal dengkul”, yang merupakan kesalahan fatal. Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk kedalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai pertumbuhannya. Selain itu, tekanan terhadap wirausahawan untuk menjual secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang untuk mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan cara menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil harus mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.

4.      Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis
Terlalu banyak wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun, kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar.
5.      Pertumbuhan Tak Terkendali
Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila penjualan meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau dari tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk sebagian investasi modalnya.
6.      Lokasi yang Buruk
Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan suatu seni dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akibat ketidak tepatan lokasi ini, penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut terancam gagal.
7.      Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik
Umumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stock, yang akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.

8.      Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan
Berhasil melewati “tahap awal kewirausahaan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis. Setelah berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secara drastic berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan berhasil seringkali mngakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan pengendalian sehari-hari sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak wirausahawan.